Weekend and News

π˜π’.
3 min readApr 30, 2023

--

β€œIni beneran nggak apa-apa, kan?”

Khavii terlihat menghela nafas jengah saat melihat pertikaian teman-teman satu kosnya tersebut. Mereka sudah siap untuk berangkat, tetapi beberapa dari mereka ada yang tidak setuju dengan posisi duduknya di dalam mobil. Bahkan saran-saran yang sebelumnya Khavii lontarkan tidak ada yang menyahutnya.

"GUYS STOP BERANTEM! Biar Tara, Gerald, Gazza, Ali sama gua. Sisanya sama Riki."

"Lo beneran kuat ngejaga mereka?" tanya Hao yang terlihat tidak percaya dengan keputusan Khavii.

"Bisa. Biasanya ni bocil-bocil bakalan nurut sama gue. Koko naik bareng Kak Jibran aja di mobil Riki."

Hao mengangguk kecil seraya berjalan ke arah mobil Riki yang sudah menunggunya. Mobil itu sudah siap untuk berangkat, karena para penumpangnya sudah siap siaga sejak tadi, kontras sekali dengan mobil satunya.

Berbeda dengan Hao yang terlihat gelisah dengan mereka, keempat budak yang baru saja disebutkan namanya itu terlihat senang sekali. Mereka langsung melompat kesenangan saat tahu bahwa supir yang akan membawa mereka pergi adalah Khavii.

"Bang Khavii ntar kita mampir ke supermarket dulu, ya! Aku mau beli camilan," ujar Gazza sambil meletakkan barang bawaannya di bagasi mobil.

Khavii mengangguk setuju diiringi senyuman sebagai jawabannya. Asalkan semuanya berjalan baik-baik saja, tidak apa-apa duit Khavii ludes.

"Ini udah siap semua belum? Semuanya udah dibawa kan?”

"Bentar bang, ada yang ketinggalan!" ujar Tara seraya keluar dari mobil dan berlarian ke dalam kosan. Lima menit setelahnya, anak laki-laki itu terlihat berjalan keluar sambil membawa gitar di pangkuannya.

"Hehe, ini nggak bisa ketinggalan," kata Tara sambil nyengir.

Jeda selanjutnya setelah Tara masuk ke dalam mobil dan menutup pintu, mobil sedan abu-abu itu akhirnya berjalan membelah kota. Jalanan terlihat ramai seperti biasa, khas ibukota. Hari ini cerah, cocok sekali untuk berlibur.

"Eh, bang. Kita nggak apa-apa, nih?"

Tiba-tiba saja suara dari Gerald memecahkan keheningan yang tadinya mengudara. Bocah itu tengah memainkan ponsel pintarnya.

"Kenapa, Ger?" tanya Khavii yang masih fokus menyetir.

"Ini... Gue baru aja lihat berita, katanya ada kegaduhan di pusat kota."

"Mana-mana coba, gue mau lihat." Gazza yang sedang anteng duduk di kursi penumpang menoleh ke arah Gerald yang duduk tepat dibelakangnya.

Gerald menyerahkan ponsel miliknya kepada Gazza agar laki-laki itu bisa lebih leluasa melihat ponselnya. Kening Gazza auto mengernyit saat melihat headline berita tersebut.

"Ngeri banget sampe gigit-gigitan segala," komen Gazza, sambil mengembalikan ponsel tersebut kepada pemiliknya.

"Eh seriuss?? Gillaaaak." Tara yang awalnya tidak tertarik langsung mengarahkan pandangannya ke arah ponsel Gerald.

"Terus sekarang para korban gimana? Pelakunya?" tanya Khavii yang ikut penasaran.

"Korban-korban yang terkena cakaran dan gigitan udah dilarikan ke rumah sakit, sedangkan pelaku berhasil kabur dan sedang dalam pencarian," jelas Gerald sambil membaca isi berita tersebut.

"Ngeri banget. Jadi atutt dehh," ucap Gazza sok imut.

"Najis lo sok imut! Gue doain lo ketemu sama pelakunya terus kena gigit wkwk," kata Gerald kemudian diiringi kekehan kecil.

"Astaghfirullah, bestie. Biasanya doa buruk itu akan berbalik kepada yang mengucapkannya."

"Lo-"

Di saat Gerald akan membalas perkataan Gazza, disitulah Khavi mulai bersuara. "SstttΒ dieeemm!! Jangan berantem lagi, kalo nggak, gue turunin lo berdua nih di tengah jalan. Pulang jalan kaki sendiri."

Mulut Gerald auto mingkem. Keduanya langsung terdiam dan kembali sibuk dengan diri masing-masing. Dalam hati Khavi bersyukur karena kedua bocil ini akhirnya patuh kepadanya. Padahal biasanya bisa membikin darah tinggi dengan segala kelakuan mereka.

"Eh, btw Ali aman, kah? Kok suaranya nggak kedengaran?" Khavii sedikit merasa janggal, karena suara si bungsu tak terdengar lagi sejak mereka berangkat.

"Ali tidur, Bang," celetuk Tara yang masih nyaman memeluk gitar kesayangannya. Di sebelahnya terlihat Ali yang sudah pulas tertidur.

"Ohh, yaudah. Ini kita bentar lagi nyampe supermarket, si Ali nggak usah dibangunin."

--

--

No responses yet